Kerusakan pantai di tanah
air akibat abrasi setiap tahun menunjukkan peningkatan. Hasil
survey 2007 dari 436,5 km di Bali telah mengalami abrasi sepanjang 91,070 km (20,8%). Kerusakan yang ditimbulkan oleh abrasi dapat mengancam keberadaan
lahan produktif dan pariwisata serta menyebabkan bergesernya garis perbatasan
dengan negara tetangga. Sementara alokasi dana penanganan tidak terlalu
signifikan.
Kerusakan pantai umumnya
diakibatkan oleh faktor alami dan antropogenik. Faktor alami berupa gelombang
arus yang besar di sepanjang pantai sehingga dapat merusak ekosistem dan
bangunan di daerah pantai. Faktor antropogenik oleh kegiatan masyarakat yang
tidak mematuhi peraturan daerah dan kaidah yang berlaku.
Selain itu aktifitas penambangan
pasir disekitar pantai juga semakin memperparah rusaknya pantai. Meningkatnya
pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan lahan semakin meningkat. Akibatnya
daerah pantai menjadi tempat membangun rumah sehingga banyak kegiatan
masyarakat yang dominan dilakukan didaerah pantai. Sementara pola kegiatan
masyarakat yang tidak mengidahkan kaidah lingkungan yang berkalanjutan semakin
memperparah rusaknya pantai. Rusaknya pantai juga disebabkan rusaknya bangunan pelindung pantai
terutama revetment. Rusaknya revetment disebabkan karena gempuran gelombang
yang menghantam struktur sekaligus menggerus bagian bawah struktur sehingga
mengurangi kekuatan struktur. Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menjaga struktur pelindung pantai juga menjadi penyebab rusaknya revetment dan
struktur pelindung pantai yang lain.
Menurut Amron, peristiwan perubahan iklim disertai kenaikan permukaan air laut dapat menimbulkan abrasi pantai. Di sisi lain panjang garis pantai, yang kita miliki terlalu panjang. Sementara anggaran yang tersedia masih terbatas. Menyikapi masalah itu maka dibuatlah skala prioritas dalam menangani 20% dari total panjang garis pantai akibat abrasi. Adapun yang sudah dilakukan penanganan meliputi pantai barat Sumatera, Bengkulu, Pantai Selatan Jawa, Pantai Utara Jawa, Pantai Barat Kalimantan, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
Apa saja dampak yang ditimbulkan
dari adanya abrasi?
Dampak Abrasi
Berikut ini adalah beberapa
dampak yang dapat ditimbulkan dari adanya abrasi, diantaranya adalah:
- Penyusutan garis pantai sehingga lahan daratan utama semakin
berkurang dan membahayakan masyarakat pesisir yang tinggal di pinggir
pantai.
- Merusak hutan bakau di sepanjang pesisir pantai, sehingga
memperbesar resiko bencana.
- Berkurangnya sumber daya ikan dan plasma nutfah karena rusaknya
hutan bakau.
Dengan beberapa dampak abrasi yang telah dijelaskan diatas, diharapkan mampu menumbuhkan motivasi untuk lebih menjaga ekosistem dan kondisi pantai di Indonesia. Tidak hanya itu, masyarakat juga diharapkan mampu melakukan tindakan atau cara mencegah abrasi, yaitu dengan membuat geobag atau pengisian pasir yang dimasukkan kedalam karung dan ditumpuk di daerah belakang pembatas pantai.
Tetap terapkan pola hidup bersih
dan sehat, serta segera mengungsi serta membawa tas bencana apabila
kondisi antai telah mengalami abrasi dan membahayakan keselamatan diri dan
masyarakat lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar