Pembalut sekali pakai disebut-sebut sebagai salah satu penyebab kerusakan alam dan lingkungan di muka bumi. Pasalnya, pembalut sekali pakai yang sudah digunakan akan dibuang dan berakhir di TPA. Seiring dengan berjalannya waktu, pembalut tersebut akan mengeluarkan gas metana yang berakibat pada pencemaran lingkungan.
Dilansir dari mongabay.co.id, berdasarkan penelitian dari Univercity of Exeter, metana adalah salah satu unsur dalam gas rumah kaca yang menyebabkan kenaikan temperatur dimuka bumi dan akan menyebabkan dampak pemanasan lebih jauh karena kekuatan metana 25x lipat dalam menyebabkan pemanasan global dibandingkan CO2.
Diketahui bahwa pembalut sekali pakai merupakan produk yang banyak digunakan perempuan di seluruh dunia. Anggap saja wanita merupakan 3-4 pembalut sekali pakai dalam sehari, lalu dikalikan dengan lama periode menstruasi. Bisakah Anda membayangkan berapa banyak sampah yang akan dihasilkan?
Berikut ini adalah beberapa informasi tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan dari sampah pembalut sekali pakai:
1. Limbah plastik. Pembalut sekali pakai umumnya terbuat dari bahan plastik seperti polietilena, polipropilena, dan polivinil klorida. Plastik merupakan bahan yang sulit terurai di alam dan ketika pembalut sekali pakai dibuang ke tempat pembuangan akhir, mereka menyumbang pada akumulasi limbah plastik yang merusak lingkungan.
2. Waktu penguraian yang lama. Plastik dalam pembalut sekali pakai membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai di alam. Platik tersebut juga mengandung pemutih yang digunakan pada bantalannya, yang dapat mencemari tanah dan air.
3. Emisi karbon. Pembuatan pembalut sekali pakai juga berkontribusi pada emisi karbon. Proses produksi, transportasi, dan pembuangan sampah pembalut sekali pakai menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada prubahan iklim.
Cara aman untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan beralih pembalut sekali pakai menjadi pembalut kain atau menstrual cup. Namun, cara ini masih sulit dilakukan di Indonesia. Terdapat beberapa pertimbangan seperti agama atau keyakinan, budaya, ekonomi, dan kenyamanan saat menggunakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar